Bismillah ini adalah tulisan bagaimana melihat perjalanan dakwah kaum muslimin sekarang
Bangkitnya kembali semangat kaum muslimin mengajak saudaranya untuk kembali ke ajaran islam yang murni yang patut kita syukuri.
Namun, bagi pemerhati perjalanan dakwah akan terlihat nyata bahwa telah terjadi perbedaan yang sangat tajam di antara kelompok yang ada. ada yang menerjunkan diri daam dunia politik dengan membawa bendera dakwah, ada yang melalui perebutan kekuasaan dengan pemberontakan atau bahkan mendirikan negara bayangan, ada yang melalui penyucian jiwa ala sufi dan lain-lain. Mereka saling menyalahkan dan menghujat, akhirnya ada
sekelompok orang yang ingin jadi pahlawan dengan berkata : “Mari kita bersatu!”,munculkan persamaan, hilangkan perbedaan”.
Yang lain berkata : “ Biarlah semua saling melengkapi kekurangan masing-masing”.
Sudah menjadi fitroh, manusia tidak akan bisa bersatu di tengah perbedaan prinsip. kita bisa melihat contoh kecil bagaimana seorang suami berbeda prinsip dengan istrinya, maka niscaya tidak akan lama lagi akan bercerai,ya khan?.
Bagaimana mungkin akan berada dalam satu barisan antara sunnah mengikuti ajaran Rasululloh dan para shahabat dengan syi`ah buatan kaum yahudi, padahal syi`ah mencela para shahabat radhiyaAllahu`anhu sedangkan ahlussunnah memuliakannya?
Bagaimana akan bersatu dua orang yang satunya gandrung bid`ah sedangkan satunya memberantas segala bid`ah?
Bagaimana akan bersatu dua golongan yang satu menganggap kudeta militer adalah salah satu jalan syar`I yang lainnya mengharamkannya, juga bagaimana…bagaimana lainnya…??
Perjalanan Islam sudah sangat panjang, sudah banyak pelajaran dan hikmah yang sudah bisa kita petik darinya. Demi Alloh, barang siapa yang sedikit saja mengetahui sejarah akan tahu bahwa kehancuran dan kemunduran umat islam ini disebabkan kelalaian mereka terhadap syari`at, sedangkan tidak ada yang membebaskan mereka dari kehancuran tersebut, kecuali kembalinya mereka pada syari`at.
Rasululloh Shalallahu`alaihi wassalam bersabda : ““Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah dan kalian telah ridho dengan perkebunan dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Daud dan lain-lainnya dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah No. 11).
Dalam hadist itu Rasululloh Shalallahu`alaihi wassalam menyebutkan sebab, akibat, sekaligus solusinya bukan??
- sebab pertama : melakukan pelanggaran syar`I (jual beli dengan cara inah)
- sebab kedua : cinta dunia (ridho dengan cocok tanam)
- sebab ketiga : meninggalkan kewajiban syar`I (meninggalkan jihad)
Lalu sekarang apa akibatnya? kehinaan yang sekarang ini kita rasakan .
Apakah Rasulullah Shalallahu`alaihi wassalam membiarkan kita dalam masalah ini? Tidak khan?jadi solusi sesuai dengan hadist di atas adalah kembali kepada agama kalian
"Begitulah kejayaan islam akan tercapai dengan ilmu dari mulai aqidah, ibadah, muamalah, akhlak, kesucian hati dan lainnya..insyaAllah kita belum terlambat.."
Walahu`alam meruapakan mimpi di siang bolong kalau ada seseorang menginginkan kemenangan kejayaan atas orang kafir sedangkan mayoritas umat islam doyan syirik, bid`ah khurafat dsb .
Sebuah kemustahilan kalau kejayaan akan muncul di saat bid`ah mewabah dan mengotori umat ini.
Di sisi lain banyak yang menginginkan daulah atau khilafah untuk menegakan kejayaan islam , tanpa mengerti dalil2 nash Al qur`an dan As Sunnah `ala fahmi salaful ummah(sesuai berpemahaman salaf), bahkan umat ini semakin kacau tidak mau bersatu di atas karena kebanyakn umat ini tidak mau kembali ke ajaran islam, dari yang melakukan pemberontakan pengeboman demonstrasi atau menghalakan demokrasi dengan dalih apapun waiyyadzubillah (semoga Allah melindungi kita).
ketahuilah bahwa khilafahh akan tercapai dengan tegaknya tauhid dahulu, bagaimana mau tegak khilafah 90 % lebih umat islam di indonesia belum mengerti arti tauhi.jika kita tidak khilafah maka tidak berdosa sedangkan tauhid adalah dasar agama islam untuk beramal, jadi mana yang kita dahulukan saudaraku fillah
sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, “Dan Allah telah bejanji dengan orang-orang yang beriman diantara kalian dan beramal sholeh, bahwa ia sungguh-sungguh akan menjadikanmu berkuasa di bumi (dengan kekhilafahan), sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelummu berkuasa, dan sungguh ia akan meneguhkan bagi mereka agama yang diridhai-Nya untuk mereka, dan Ia benar-benar merubah keadaan mereka setelah mereka dala keadaan ketakutan menjadi aman sentausa, mereka tetap menyembah-Ku dan tiada mempersekutukan-Ku dengan suatu apapun.” (an-Nur : 55)
saudaraku fillah ayat ini bagi orang-orang yang berakal pasti akan menunjukkan banyak faidah, dari tekstual ayat telah nyata bahwa merupakan janji Allah untuk memberikan kekuasaan bagi ummatnya yang beriman dan beramal sholih, iman kepada Allah secara ijmal (global) dan tafshil (terperinci), yang mana keimanan ini hanya dimiliki oleh ahlus sunnah wal jama’ah, dan beramal sholih, yang ikhlash lillahi Ta'ala dan ittiba’ rosul ShallaLlahu 'alaihi wa Sallam, inilah syarat kemenangan itu, bahkan pada akhir ayat Allah menjelaskan syarat yang lain, yakni mentauhidkan-Nya semata dan tak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun. sekarang pertanyaannya
bagaimana mungkin Allah Ta'ala akan mmberikan kekuasaan jika ummat ini masih jahil terhadap aqidah yang benar????-- (pertanyaan yang retoris bukan)
Sebagaimana biasa diistilahkan para ulama Ahlussunnah wal jama`ah dengan tashfiyah wat tarbiyah. yaitu penyaringan dan pembinaan umat ini menjadi umat Rabbani, membersihkan umat islam dari kesyirikan kebid`ahan kemaksiatan dsb…
Wallohi ini adalah satu-satunya menuju kejayaan umat islam, meskipun kelihatannya panjang,..tapi yakinlah dengan solusi dari Rasulullah Shalallahu`alaihi wassalam dan tengoklah bukti-bukti sejarah…
Saudaraku berdakwahlah dengan iman dan ilmu yang lurus tanpa dicampuri akal dan nafsu semangat semata dan angan-angan, niscaya kesia-sian dan kekacauan menjadi-jadi.
ditulis pada 6 Februari 2010 disadur dari majalah As sunnah
Post a Comment