Home » » Surga Neraka Sudah Ditetapkan, Perlukah Berusaha

Surga Neraka Sudah Ditetapkan, Perlukah Berusaha

Written By Dwiki Irvan on Thursday, December 6, 2012 | 10:22 AM

Bismillah Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah mengutus hambaNya Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa kebenaran, menyampaikan amanat kepada ummat. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, berikut para keluarga, shahabat dan pengikutnya yang setia.

Sesungguhnya tentang surga ataupun neraka merupakan hal yang wajib kaum muslimin untuk yakini dan imani. Sekaligus membuat sebagian kaum muslimin muncul banyaknya pertanyaan dan banyaknya orang yang masih kabur dalam memahami masalah ini serta banyaknya orang yang membicarakanya, yang kadangkala benar tetapi seringkali salah, di samping itu tersebarnya pemahaman–pemahaman yang keliru ketika berbicara tentang masalah ini.

Pada prinsipnya sebagian kaum muslimin mengetahui bahwa setiap anak Adam, telah ditentukan oleh Allah, tempatnya kelak di Surga atau Neraka jauh sebelum mereka dilahirkan,

Sebagaimana dijelaskan Hadits dari Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang membawa tongkat sambil digores-goreskan ke tanah seraya bersabda,

‘Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka atau pun surga.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

Betapa lemahnya akal ini ketika membaca hadits ini, muncul beberapa pemikiran yang keliru sehingga timbul pertanyaan “Kalau begitu buat apa kita beramal, kalau surga neraka sudah ditetapkan?"atau semisalnya.

ketika mendengar hadits yang dikeluarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,  Para Sahabat muncul pertanyaan dan langsung ditujukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendapatkan penjelasan.

Maka para sahabat bertanya, ‘”Wahai Rasulullah, kalau begitu apakah kami tinggalkan amal shalih dan bersandar dengan apa yang telah dituliskan untuk kami (ittikal)?”‘ (maksudnya pasrah saja tidak melakukan suatu usaha – pen) 


lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan bersabda:

اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ .ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ). الآية

Beramallah kalian! Sebab semuanya telah dimudahkan terhadap apa yang diciptakan untuknya. Adapun orang-orang yang bahagia, maka mereka akan mudah untuk mengamalkan amalan yang menyebabkan menjadi orang bahagia. Dan mereka yang celaka, akan mudah mengamalkan amalan yang menyebabkannya menjadi orang yang celaka” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah, “Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (HR. Bukhari, kitab at-Tafsir dan Muslim, kitab al-Qadar)


Pada kesempatan lain Umar Bin Khaththab Radiyallahu'anhu bertanya langsung kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab

وسأله عمر هل نعمل في شئ نستأنفه ام في شئ قد فرغ منه قال بل في شئ قد فرغ منه قال ففيم العمل قال يا عمر لا يدرك ذلك إلا بالعمل قال إذا نجتهد يا رسول الله

Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : 

Umar : Apakah amal yang kita lakukan itu kita sendiri yang memulai (belum ditakdirkan) ataukah amal yang sudah selesai ditentukan takdirnya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bahkan amal itu telah selesai ditentukan taqdirnya.”
Umar: Jika demikian, untuk apa amal?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Umar, orang tidak tahu hal itu, kecuali setelah beramal.”
Umar: Jika demikian, kami akan bersungguh-sungguh, wahai Rasulullah!
(Riwayat ini disebutkan oleh al-Bazzar dalam Musnadnya no. 168 dan Penulis Kanzul Ummal, no. 1583).



Betapa banyak pemikiran-pemikiran keliru yang menyandarkan akan taqdir yang Allah tetapkan dengan mengingkari usaha yang seharusnya dilakukan. Sesungguhnya ketika manusia dihadapkan terhadap suatu pilihan antara ketaatan dan penyimpangan, apapun yang dipilih manusia yang terjadi berdasarkan Taqdir yang Allah tetapkan

Dapat disimpulkan bahwa sebelum manusia diciptakan, Allah telah menetapkan taqdir untuknya. Tetapi sesungguhnya manusia wajib melakukan usaha untuk mendekati sebab-sebab apa yang menyebabkan masuk surga. Karena Taqdir tersebut akan diketahui setelah kejadian terjadi. Seperti halnya apabila terjadi musibah yang menimpa kaum muslimin karena tangan mereka, hal ini pada akhirnya mengundang penyesalan. Karena tidak berusaha untuk menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan musibah tersebut. Dan setiap manusia dimudahkan menurut takdir yang ditentukan baginya.Wallahu a’lam bi showab


Intisari diambil dari :

muslimah.or.id
kitab “Qadla’ dan Qadar Allah”, oleh  Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah
Share this article :

+ comments + 2 comments

February 9, 2017 at 11:55 AM

Mantap sekali saya tunggu artikel selanjutnya

May 18, 2017 at 2:05 AM

forum komunikasi daulah khilafah http://transparan.org/

Post a Comment