Home » » Adab Terhadap Al qur`an

Adab Terhadap Al qur`an

Written By Dwiki Irvan on Thursday, February 10, 2011 | 11:11 AM

Ditulis oleh : Lulu Nurlaila

Setiap muslim harus meyakini kesucian kalam Allah, keagungannya, dan keutamaannya di atas seluruh kalam (ucapan). Al-Qur’anul Karim itu kalam Allah yang di dalamnya tidak ada kebatilan. Al-Qur’an memberikan petunjuk jalan yang lurus dan memberikan bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan kedalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala.

Untuk itulah tidak ada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan memelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shalallahu`alaihi wassalam.: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang memelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R Bukhari).

Dalam riwayat Imam Muslim dijelaskan: “Bacalah Al-Qur’an , sesungguhnya Al-Qur’an itu akan menjadi syafa’at pada hari kiamat bagi yang membacanya (ahlinya).”(H.R Muslim).

Wajib bagi kita menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkannya. Diwajibkan pula beradab dengannya dan berakhlak terhadapnya. Pada saat membaca Al-Qur’an, seorang muslim perlu memerhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an.

1. Agar membacanya dalam keadaan yang sempurna, suci dari najis, dan dengan duduk yang sopan dan tenang.
Membaca Al-Qur’an , dianjurkan dalam keadaan suci. Namun apabila dia membaca dalam keadaan najis, diperbolehkan dengan ijma’ umat islam. Imam Haromain berkata, orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama. (At-Tibyan, hal.58-59).

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat
Dalam membaca al-Qur’an disunnahkan membacanya dengan tartil, yaitu pelan dan membaguskan bacaannya (sesuai tuntunan tajwid) serta bertadabbur (mengangan- angan maknanya) dalam hati akan isi setiap ayat yang dibaca.
Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman.
“Bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (QS. Al-Muzammil:4) dan firman-
Nya “Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya”. (QS. Shad:27)

3. Merenungkan Isi Al qur`an (Tadabbur)
Selayaknya bagi orang yang membaca al-Qur'an untuk meresapi setiap ayat sesuai
dengan konteksnya, serta berusaha memahaminya. Jika dia membaca ayat,artinya,
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi.”( QS.al :An'am :1).

Maka hendaknya dia menyadari betapa agungnya Allah subhanahu wata’ala, dan terlintas di benaknya kekuasaan Allah subhanahu wata’alaƒndan segala apa yang Dia kehendaki.

Imam Ibnul Qayyimrahimah ullah berkata, "Apabila membaca al-Qur'an dengan tafakkur sehingga tatkala melewati ayat yang dia (pembaca) butuh terhadap ayat itu untuk mengobati hatinya, maka hendaknya dia mengulang-ulang ayat itu meskipun seratus kali, bahkan meskipun semalam suntuk. Karena membaca satu ayat dengan tafakkur dan pemahaman, lebih baik daripada menghatamkan bacaan dengan tanpa tadabbur dan pemahaman. Dan juga lebih bermanfaat bagi hati, lebih dapat menghantarkan kepada tercapainya kesempurnaan iman serta rasa manisnya al-Qur'an.” (Miftah Dar as-Sa'adah, hal 402)

4. Berusaha Untuk Memperbaiki dan Membaguskan Bacaan Al-Qur'an
Bila engkau berusaha untuk itu, maka pasti Allah memudahkan urusanmu.

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Orang yang mahir (membaca) Al-Qur'an, dia bersama para malaikat yang mulia lagi jujur, dan orang yang membacanya sambil terbata-bata serta mengalami kesulitan, maka dia mendapatkan dua pahala"(Bagian dari hadits riwayat Muslim dan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha No. 244-(898), Kitab Shalah Al-Musafirin wa Qashruha, bab 38)

Imam Ahmad bin Hanbalrahimah ullah berkata, "Seseorang yang membaca al-Qur'an hendaknya memperbagus suaranya dan membacanya dengan rasa takut dan dengan tadabbur, dan ini merupakan makna dari sabda Nabi,"Tidak pernah Allah menyeru dengan sesuatu seperti menyerunya kepada Nabi agar membaguskan suara dan memperindah dalam membaca al-Qur'an dengan mengeraskannya." (HR. al-Bukhari no.5024, Muslim no. 297,233, an- Nasai, 2/180, Abu Dawud no.1473 dari hadits Abu Hurairah). (al-Adab asy- Syar'iyyah).

5. Membaca Al-qur’an di mulai dengan Isti’adzah.
Allah Subhanahu wa Ta`ala.berfirman,”Dan jika kamu akan membaca Al-Qur’an maka mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syetan yang terkutuk.”(Q.S An-Nahl:98). Apabila ayat yang dibaca di mulai dari awal surat, setelah membaca isti’adzah terus membaca basmalah, dan apabila tidak di awal surat cukup membaca isti’adzah. Khusus surat At-Taubah, walaupun di baca mulai awal surat, tidak usah membaca basmalah, cukup dengan membaca isti’adzah saja.

6. Berusaha memahami arti dan makna Al-Qur’an.
Membaca Al-Qur’an dengan berusaha mengetahui artinya dan memahami inti dari ayat yang dibaca dengan beberapa kandungan ilmu yang ada di dalamnya. Firman Allah Subhanahu wa Ta`ala,”Maka apakah mereka tidak memerhatikan Al-Qur’an , ataukah hati mereka terkunci?”(Q.S Muhammad:24).

7. Tidak mengganggu orang yang shalat.
Membaca Al-Qur’an tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih atau dalam hati secara khusyu’.

Rasulullah shalallahu`alaihi wassalam.bersabda,”Orang yang terang-terangan (di tempat orang banyak) membaca Al-Qur’an sama dengan orang yang terang-terangan dalam shadaqah.” (H.R At-Tirmidzi, Nasa’i, dan Ahmad). Dalam hadits lain dijelaskan,”Ingatlah bahwasanya setiap hari dari kamu munajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh mengangkat suara atas yang lain dalam membaca Al-Qur’an”. (H.R Abu Dawud , Nasa’i, Baihaqi, dan Hakim)., ini hadits shahih dengan syarat Shaikhani (Bukhari-Muslim).

Jadi, jangan sampai ibadah yang kita lakukan tersebut sia-sia karena kita tidak mengindahkan sunnah Rasululah dalam melaksanakan ibadah membaca Al-Qur’an . Misalnya, dengan suara yang keras pada larut malam yang akhirnya mengganggu orang yang istirahat dan orang yang shalat malam.

8. Hendaknya Menjaga Hafalan Al-Qur’an.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar selalu menjaganya supaya tidak lupa.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.
“Jangalah (hafalan) Al-Qur’an, demi Dzat yang jiwa saya ada tanganNya, sesungguhnya Al-Qur’an itu sangat cepat terlepas melebihi (lepasnya) unta dari ikatannya” [Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari hadits Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu no. 5033, kitab Fadha’il Al- Qur’an bab 23, dan Imam Muslim juga dari Abu Musa no. 1/23-(791), kitab Shalat Al-Musafirin bab 33]

9. Mendengarkannya saat dibacakan.
Dengarkanlah bacaan Al-Qur’an. Jika ada yang membaca Al-Qur’an, maka dengarkanlah bacaannya itu dengan tenang ,
Allah Ta’ala berfirman: “Dan tatkala dibacakan Al-Qur’an , maka dengarkanlah dan diamlah, semoga kamu diberi rahmat.” (Q.S. Al-A’raf:204).

10. Membaca Al-Qur’an dengan saling bergantian.
Apabila ada yang membaca Al-qur’an, boleh dilakukan membacanya itu secara bergantian dan yang mendengarkannya harus dengan khusyu’ dan tenang.

Rasulullah shalallahu`alaihi wassalam.bersabda,”Apabila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) sambil membaca Al-Qur'an dan saling bertadarus bersama-sama, niscaya akan turun ketenangan atas mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan melindungi mereka dan Allah menyebut mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisi-Nya" [Hadits Riwayat Muslim no. 2699 dalam kitab Dzikir dan Do'a, bab
'Fadhlul Ijtima 'Ala Tilawatil Qur'an wa 'Aladz Dzikir dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.[Lihatjuga Fatawa Lajnah Da'imah no. 3302]

11. Berdoa setelah membaca Al-Qur’an.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, dari Aisyah beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- duduk di suatu tempat atau membaca al Qur’an ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau akhiri dengan membaca beberapa kalimat”. Akupun bertanya kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Ya Rasulullah, tidaklah anda duduk di suatu tempat, membaca al Qur’an ataupun mengerjakan shalat melainkan anda akhiri dengan beberapa kalimat?” Jawaban beliau, “Betul, barang siapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. ”

(Hadits di atas sanadnya shahih, diriwayatkan oleh Nasai dalam Sunan Kubro 9/123/1006, Thabrani dalam ad Du-a no 1912, Sam’ani dalam Adab al Imla’ wa al Istimla’ hal 75 dan Ibnu Nashiruddin dalam Khatimah Taudhih al Musytabih 9/282. Al Hafizh Ibnu Hajar dalam an Nukat 2/733 mengatakan, “Sanadnya shahih”. Syaikh al Albani dalam Shahihah 7/495 mengatakan, “Sanad ini adalah sanad yang juga shahih menurut kriteria Muslim”. Syaikh Muqbil al Wadi’I dalam al Jami’ al Shahih mimma laisa fi al Shahihain 2/12 mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang shahih”.)

Setiap orang islam wajib mengatur hidupnya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan harus dipelihara kesucian dan kemuliaannya serta dipelajari ayat-ayatnya, dipahami dan dilaksanakan sebagai konsekuensi kita beriman kepada Al-Qur’an (Abu Habiburrahman).


Sumber : Kitab Minhajul Muslim Fiqih Sunnah At-Tibyan Fi Adaabi hamlatil Qur’an. Al-Qur’anul Karim

Kesalahan Dalam Membaca Al qur`an

- Membaca Shadaqallahul ‘azhim
Realita menunjukkan bahwa ketika banyak orang meninggalkan amalan yang sesuai dengan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka muncullah amalan yang mengada-ada.
Banyak orang mengganti bacaan yang sesuai sunah Nabi di atas dengan bacaan tashdiq yaitu ucapan Shadaqallahul ‘azhim yang tidak ada dalilnya.

- Membaca Al qur`an Bersama-sama
Jika yang dimaksud adalah bahwasanya mereka membacanya dengan satu suara dengan 'waqaf' dan berhenti yang sama, maka ini tidak disyariatkan. Paling tidak hukumnya makruh, karena tidak ada riwayat dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam maupun para shahabat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun apabila bertujuan untuk kegiatan belajar dan mengajar, maka saya berharap hal tersebut tidak apa-apa.

Adapun apabila yang dimaksudkan adalah mereka berkumpul untuk membaca Al- Qur'an dengan tujuan untuk menghafalnya, atau mempelajarinya, dan salah seorang membaca dan yang lainnya mendengarkannya, atau mereka masing-masing membaca sendiri-sendiri dengan tidak menyamai suara orang lain, maka ini disyari'atkan,

- Mencium Al qur`an
Satu kebiasaan yang lazim kita lihat di kalangan kaum muslimin adalah mencium/mengecup
mushaf Al-Qur`an. Dengan berbuat seperti itu mereka merasa telah memuliakan Al-Qur`an dalam rangka mengagungkan Al-Qur`an!” Maka katakanlah kepadanya, Tentunya tidak diragukan bahwa Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam sangat mengagungkan Al-Qur`an namun beliau tidak pernah mencium Al-Qur`an


Share this article :

Post a Comment