
"Apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah". Yang di maksud dengan meminta di sini adalah berdo'a dan do'a itu adalah ibadah.
Allah ta'ala berfirman :
"Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya" (QS. An-Nisaa : 32)
Allah ta'ala mengancam orang sombong yang tidak mau berdo'a kepada-Nya.
"Dan Robb kalian berfirman : Berdo'alah kepadaku maka pasti aku akan kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari menyembah kepada-Ku maka pasti mereka akan masuk ke neraka jahannam dalam keadaan hina." (QS. Al-Mukmin : 60)
Maka wajib bagi seorang Muslim untuk dia tidak meminta/berdo'a kepada selain Allah dalam hal-hal yang tidak sanggup untuk melakukannya kecuali Allah. Barangsiapa yang meminta/berdo'a kepada selain Allah maka dia terjerumus kedalam kesyirikan yang Allah telah melarang hamba-Nya darinya. Allah berfirman :
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang berdo'a kepada selain Allah yang tidak bisa memperkenankan do'anya sampai hari kiamat" (QS. Al-Ahqof : 5).
Ibnu Rajab Rahimahullah berkata: "Ketahuilah bahwa meminta kepada Allah adalah suatu yang wajib dilakukan. Karena meminta itu mengandung arti merendahkan diri, tunduk serta mengharapkan dan membutuhkan dari sang peminta (hamba). Dan hal tersebut juga mengandung pengakuan akan kemampuan yang di minta (Allah) untuk menghilangkan kesusahan dan mendatangkan kemanfaatan. Tidak ada yang patut untuk seorang Muslim itu merendahkan diri dan mengharapkan kecuali kepada Allah saja. Dan inilah hakikat ibadah. Jamiul ulum wal hikam hal. 181
Adapun meminta manusia dalam perkara-perkara dunia yang mereka sanggup melakukannya maka hal ini (sebenarnya tidak dibolehkan kecuali pada waktu darurat-pent). Banyak hadits-hadits yang mencela meminta kepada manusia dan menganjurkan untuk bersikap memelihara diri dari meminta-minta. Nabi pernah bersabda : "Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta itu tidak dibolehkan kecuali dalam salah satu dari tiga hal, yaitu :
1. Seseorang (yang mendamaikan pertikaian antara manusia lalu) dia menanggung beban biayanya maka boleh baginya meminta hingga dia mendapatkannya kemudian dia berhenti dari meminta.
2. Seseorang yang tertimpa bencana hingga musnah hartanya maka boleh baginya untuk meminta hingga dia mendapatkan hal yang bisa menopang hidupnya.
3. Seseorang yang tertimpa kemiskinan yang sangat hingga 3 orang yang cerdik dari kaumnya berkata: telah menimpa orang itu kemiskinan yang sangat maka boleh bagi orang ini untuk meminta sampai dia mendapatkan hal yang bisa menopang hidupnya.
Selain ketiga hal ini -wahai Qobishoh- meminta-minta itu termasuk memakan harta yang haram" (HR Muslim)
Hadits di atas ini menunjukkan akan haramnya meminta-minta dan hal tersebut tidak dibolehkan kecuali karena terpaksa seperti yang disebutkan dalam hadits atau yang semisalnya.
Allah memuji hamba-hamba-Nya yang memelihara diri mereka dari meminta-minta kepada manusia. Allah ta'ala berfirman :
"Berinfaklah kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah ; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi ; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak." (QS. Al-Baqoroh : 273)
Nash-nash tentang hal ini banyak sekali, sebagiannya mengharamkan (seperti hadits di atas) dan sebagiannya lagi memakruhkan, semisal seorang meminta kebutuhan pribadinya kepada sahabatnya seperti kendaraan, bejana, pensil dll. Nabi pernah membaiat sekelompok dari sahabatnya untuk mereka tidak meminta kepada manusia sesuatupun (diantaranya Abu Bakr, Abu Dzar dan Tsauban). Pernah salah satu dari mereka suatu ketika jatuh cemeti atau tali kendali untanya, maka diapun tidak mau meminta seseorang untuk mengembalikan kepadanya. Maka sebagian Ulama ketika mengomentari hadits di atas berkata : "Didalamnya ada penjelasan bolehnya berpegang dengan keumuman (hadits) karena mereka dilarang meminta (secara umum) dan didalamnya juga terdapat anjuran untuk memelihara diri dari meminta-minta walaupun sesuatu yang kecil"
Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allah Saja
Nabi Shalallahu`alaihi Wassalam bersabda :
Nabi Shalallahu`alaihi Wassalam bersabda :
"Apabila engkau meminta pertolongan mintalah kepada Allah."
Seorang hamba meskipun memiliki kedudukan, kehormatan dan kekuasaan dia masih lemah dan fakir (membutuhkan) untuk mendapat manfaat dan untuk terhindar dari kemudharatan. Oleh karena itu wajib baginya meminta pertolongan kepada Allah saja untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Barangsiapa yang di tolong Allah maka dialah yang beruntung dan di beri petunjuk. Dan barangsiapa yang tidak di tolong Allah dan dibiarkan saja maka dia orang yang merugi dan gagal. Oleh karena itu besar sekali kedudukan ucapan (laa haula wala quwwata illa billahi). Ucapan tersebut adalah harta karun dari surga sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah. Karena ucapan tersebut mengandung pengakuan bahwa tidak ada daya kekuatan bagi seorang hamba untuk berbuat kecuali dengan pertolongan Allah ta'ala.
Oleh karena itu wajib bagi seorang muslim untuk meminta pertolongan hanya kepada Allah saja baik dalam menjalankan ketaatan atau meninggalkan kemaksiatan atau dalam bersabar atas semua yang menimpanya dan dalam istiqomah (di atas agama-Nya) hingga dia bertemu Allah di hari yang tidak bermanfaat lagi harta dan anak keturunan.
Allah ta'ala berfirman :
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan" (QS. Al-Fatihah : 5).
Nabi Shalallahu`alaihi Wassalam bersabda :
"Bersungguh-sungguhlah untuk berbuat yang bermanfaat dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan engkau lemah" (HR. Muslim 5/521)
"Bersungguh-sungguhlah untuk berbuat yang bermanfaat dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan engkau lemah" (HR. Muslim 5/521)
Maraji ` : http://assunnah-qatar.com/artikel/tazkiyatun-nufus/item/1100-jagalah-allah-niscaya.html
Dipublikasikan ulang : Udrussunnah.blogspot.com
Post a Comment